Kamis, 29 Agustus 2013

Aku butuh kejujuranmu, teman.

Dia temanku, teman terbaikku, dia salah satu teman perempuanku yang terbaik. Dia juga tempat aku untuk mengungkapkan semua perasaan dan masalahku. Terutama tentang perasaanku kepada seorang laki-laki. Dia juga tahu semua perjuanganku untuk mendapatkan laki-laki itu. Bukan hanya sekedar tahu, tapi juga menyaksikannya. Meskipun pada akhirnya aku tidak berhasil mendapatkan laki-laki itu.

Sekarang teman baikku itu mulai bertingkah aneh, dia mulai berbeda. Dia tidak pernah terbuka lagi kepadaku, terutama dalam hal perasaan. Tapi sedikit demi sedikit aku mulai mengetahui alasannya. Lewat kicauan dia di twitter, sudah banyak yang membuatku curiga kepadanya.

Mulai dari dua inisial nama yang disatukan, dua tanggal lahir yang disatukan, dua nama kelas yang disatukan, bahkan dua nomor urut nama yang disatukan. Dua? Ya, itu yang membuatku curiga, karena semuanya terdiri dari dua hal yang disatukan. Kedua itu adalah teman baikku dan seorang laki-laki yang aku sukai.

Bagaimana bisa aku tidak menyadari itu semua? Inisial nama, tanggal lahir, nama kelas, bahkan nomor urut itu adalah hal-hal yang sudah sangat tidak asing lagi di mataku, karena semua itu tentang teman baikku dan laki-laki yang aku sukai.

Jujur, aku kecewa. Bukan karena seorang teman baikku menyukai laki-laki yang selama ini aku sukai, tapi karena seorang temanku yang tega berbuat seperti itu kepadaku. Kenapa harus dia, kenapa harus teman baikku yang melakukan ini? Kenapa setiap aku aku bertanya, dia malah menjawabku dengan kebohongan? Apa aku bukan teman baik dia seperti aku menganggap dia sebagai salah satu teman terbaikku?

Hanya karena aku mengetahui semua itu bukan berarti aku akan marah atau bahkan membenci kamu, seperti yang kamu katakan di kicauan twittermu itu, teman. Sesuka apapun aku kepada laki-laki itu, sesayang apapun aku kepada laki-laki itu, jika aku diminta untuk memilih diantara teman atau laki-laki itu, aku akan memilih kamu, teman. Aku tidak akan membencimu hanya karena masalah sepele ini.

Jadi, cobalah untuk jujur dengan perasaanmu. Katakan semuanya kepadaku dengan baik, jika kamu memang benar-benar teman baikku. Bukankah kejujuran bisa memperbaiki semua permasalahan? Sekalipun kejujuran itu menyakitkan. Karena sangat tidak nyaman hidup dalam kebohongan bukan?
Sebelum orang lain yang memberitahuku tentang ini, aku ingin kamu, langsung dari mulut kamu yang mengatakannya. Itu akan sangat lebih baik, teman baikku...




-Irma Ruby Ardelia-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar